Tampilkan postingan dengan label TEKNOLOGI PEMBELAJARAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TEKNOLOGI PEMBELAJARAN. Tampilkan semua postingan
MODEL PEMBELAJARAN
06.47 |
Label:
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
1. MODEL PERMAINAN DAN SIMULASI
A. Permainan
Suatu pendekatan mengajar yang menggunakan permainan sebgai peralatan mengjar. Tujuannya adalah untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan , meningkatkan motivasi dan mengembangkan taktik dan strategi berpikir serta pemerolehan keterampilan.
Kelebihan:
• Meningkatkan keterlibatan peserta didik
• Dapat disesuai dengan tujuan belajar
• Menjangkau beragam suasana: seluruh kelas atau kegiatan individu
Menarik perhatian peserta didik
Kelemahan :
• Memancing suasana kompetisi jika tidak diarahkan dapat menimbulkan konflik
• Menyulitkan bagi peserta didik yang lamban dan tidak terbiasa
• Memerlukan biaya yang banyak untuk beberapa permaian
• Dapat menimbulkan niat yang salah arah: tujuan untuk menang sehingga mengurangi esensi belajar.
B. Simulasi
Cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Adapun jenis jenis simulasi yaitu :
1. Sosidrama: Menyelesaikan masalah sosial: Kenakln Rmj
2. Psikodrama: bermain peran ttg masalah psikologis: Diri
3. Bermain peran: menciptakan peristiwa aktual, sejarah,
4. Peer teaching: teman sejawat
5. Simulasi game: berkompetisi untuk meraih sesuatu
2. MODEL KOOPERATIF
Strategi pengelompokkan di mana para siswa bekerja sama untuk saling mendapat keuntungan dari potensi belajar anggota lainnya
Prinsip prinsip :
Ø Peran anggota kelompok sebagai bagian dari keseluruhan tim
Ø Keterlibatan interaktif di antara anggota kelompok
Ø Akuntabilitas individual dan kelompok
Ø Anggota yang memiliki keterampilan antara personal dan kepemimpinan
Ø Kemampuan memahami belajar personal dan fungsi kelompok.
3. MODEL PENEMUAN & PENYELESAIAN MASALAH
A. Penemuan
Menggunakan pendekatan induktif atau penyelidikan untuk belajar; strategi ini menyajikan masalah untuk diselesaikan melalui percobaan dan kesalahan (Trial and Error).
Adapun prinsip prinsipnya yaitu :
Ø Tidak selalu lebih baik membiarkan mereka sendiri untuk menemukan tanpa arahan dan pembinaan yang jelas.
Ø Perlu ada panduan sistematis yang dapat merngarahkan penemuan peserta didik
Ø Mengintegrasikan model perancah (scaffolding) yakni membangun pengetahuan berdasarkan pengetahuan sebelumnya
Yakinkan bahwa peserta didik telah mengetahui pengetahuan dan keterampilan sebelumnya untuk dapat mengarahkan pada pengetahuan dan keterampilan baru.
B. Penyelesaian Masalah
Metode pemecahan masalah bukan hanya sekadar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan
Langkah-Langkah:
Ø Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya
Ø Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut
Ø Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut
Ø Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut
Menarik kesimpulan
KARAKTERISTIK DAN JENIS JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
A. ADAPUN KARAKTERISTIK DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN YAITU
· Visual
· Cetak
· Audio
· Komputer
· Multimedia
· Inter / internet
B. MEDIA CETAK
· Buku
· Brosur
· Leaflet
· Modul
· Lembar kerja siswa
· Handout termasuk bagian-bagian dari media cetak
C. MEDIA PEMERAN
· Benda asli
· Benda pengganti
D. MEDIA AUDIO
E. MEDIA VISUAL
· Non projektor seperti foto, gambar, tabel, grafik, poster, dan karton
· Projektor seperti kamera dan gambar digital
F. GAMBAR
Gambar yang dapat berupa sketsa dan diagram
G. GAMBAR DIGITAL
H. MEDIA AUDIO
I. MEDIA VIDIO
J. MEDIA KOMPUTER
K. KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
ü Berdasarkan ciri fisik dan unsur pokok
ü Berdasarkan pengalaman belajar
ü Berdasarkan penggunaan
Read User's Comments0
STRATEGI-STRATEGI YANG MEMADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN
06.25 |
Label:
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
A. MODEL MODEL PERSENTASI
Presentasi adalah praktik memperlihatkan dan menjelaskan isi dari suatu topik kepada audiens atau peserta didik (Wikipedia, 2012:1) . adapun langkah langkahnya yaitu
1. Memilih topik yang menarik
2. Menentukan Tujuan
3. Mengumpulkan informasi
4. Mengembangkan garis-garis besar yang ingin disampaikan
5. Memilih alat bantu
6. Memilih judul, kata, frase, klausa, atau kalimat (to the point, dekriptif, menarik, membuat gambar, menyenangkan)
7. Mempraktekkan
B. DISKUSI
DISKUSI adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998).
LANGKAH PERSIAPAN: merumuskan tujuan, menetukan jenis diskusi, menetapkan masalah yang akan dibahas, mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi
PELAKSANAAN DISKUSI: Memeriksa segala persiapan, memberikan pengarahan, melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main, memberikan kesempatan kepada peserta, mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan.
MENUTUP DISKUSI: Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan, Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh
Peserta.
C. MODEL DEMONSTRASI & TUTORIAL
a. DEMONSTRASI
merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Kelebihan :
• Menghindari Verbalisme karena langsung menyaksikan pertunjukkan
• Pemelajar tidak hanya mendengar tetapi juga melihat secara langsung
• Pemelajar akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Kelemahan :
• Memerlukan persiapan yang lebih matang sehingga dapat memakan waktu yang banyak
• Memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai
• Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus.
LANGKAH PERSIAPAN:
• Merumuskan tujuan, persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan, lakukan uji coba demonstrasi
• PEMBUKAAN:
• Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan, kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa, kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa
PELAKSANAAN DEMONSTRASI:
• Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, Ciptakan suasana yang menyejukkan, Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi, Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut,
• PENUTUP:
• memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran
b. TUTORIAL
is a method of transferring knowledge and may be used as a part of a learning process. More interactive and specific than a book or a lecture; a tutorial seeks to teach by example and supply the information to complete a certain task.
Kelebihan :
• Bekerja Mandiri: mengembangkan keterampilan yang mumpuni
• Mengukur sendiri kemajuan: bekerja berdasarkan tingkat kemajuan
• Dapat menjangkai pemelajar secara individu
Kelemahan :
• Berpotensi membosankan: terjadi beberapa pengulangan
• Menimbulkan rasa frustrasi
Tidak bisa berjalan dengan baik jika tidak ada panduan: tergantung pada panduan
D. MODEL LATIHAN DAN PRAKTIK
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpiki, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.
Prinsip dan petunjuk menggunakan metode Drill.
Ø Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
Ø Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.
Ø Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.
Ø Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
Ø Proseslatihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.
METODE PRAKTIK LAPANGAN bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
diperolehnya.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
06.14 |
Label:
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
teknologi adalah istilah umum yang berhubungan dengan pengetahuan dan penggunaan peralatan dan keahlian.
2. media pembelajaran adalah semua peralatan fisik yang digunakan dalam oleh instruktur dalam melaksanakan pembelajaran dan memfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran.
3. perbedaan istilah dalam media pembelajaran
a. teknologi pembelajaran
Media pembelajaran yang dipandang sebagai segala bentuk peralatan fisik merupakan bagian kecil dari teknologi pembelajaran sebagai disiplin ilmu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi teknologi dan sumber belajar
b. sumber belajar
Persamaannya ketika media berfungsi sebagai sumber untuk membantu individu dalam proses pembelajaran.Perbedaannya ketika media berfungsi sebagai peralatan fisik saja.
c. alat peraga
Alat peraga lebih khusus dari media pembelajaran karena berfungsi hanya untuk memperagakan materi pelajaran yang bersifat abstrak.
4. Fungsi dan kegunaan media pembelajaran
fungsi:
• Sebagai sumber belajar mencakup pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan
• Pemberi arti kamus, gloasari, wikipedia, simbol, rumus.
• Fungsi manipulatif yaitu benda yg terlalu besar, kecil, abstrak, jauh, lama dapat dimanipulasi
• Fungsi fiksatif yaitu kemampuan utk merekam kejadian lama dan menampilkan kembali.
• Fungsi distributif yaitu audiovisual, televisi, terlekonferens, radio, dsb.
• Fungsi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
kegunaan:
• Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistik
• Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera
• Dapat mengatasi sifat pasif siswa
• Membangkitkan gairah belajar
• Membangun interaksi (guru dengzan siswa dan siswa dgn siswa)
Pemilihan Media Pembelajaran
21.34 |
Label:
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
PEMILIHAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Oleh:
Andi Muliana
PBI 1
20400111014
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUIDDIN MAKASSAR
Andi Muliana
PBI 1
20400111014
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUIDDIN MAKASSAR
2013
A. PENTINGNYA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
• Faktor kepraktisan dan instruksional
• Bukan berdasarkan kesenangan
• Hasil analisis yang tajam terhadap:
a. Tujuan
b. Peserta Didik
c. Metode
d. Ketersediaan teknologi
• Tepat sasaran sesuai keperluan interaksi yang baik
B. KRITERIA PEMILIHAN MEDIA
• Jelas dan rapi
• Bersih dan menarik: Teks, Gambar, Suara, Dan Video
• Cocok dengan sasaran
• Relevan dengan topik pembahasan
• Sesuai dengan tujuan pembelajaran
• Praktis, luwes dan tahan: Mudah diperoleh dan dibuat
• Berkualitas baik
• Ukurannya sesuai dengan lingkungan belajar
C. PRINSIP PEMILIHAN MEDIA
• Kesesuaian
• Kejelasan sajian
• Kemudahan akses
• Keterjangkauan
• Interaktivitas
• Ada alternatif
• Kualitas
• Ketersediaan
• Organisasi
• Kebaruan
• Berorientasi siswa
D. PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA
ANALISIS KEBUTUHAN:
1. Karakteristik Siswa:
• Jenis Media yang sesuai
• Memilih media:
a. Ketersediaan
b. Kemampuan pengguna
c. Fasilitas
d. Biaya
• Menetapkan media
2. Tujuan Pembelajaran
3. Bahan Ajar
E. MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
• Karakteristik Umum
• Tingkat
• Jenis Kelamin
• Latar Budaya
• Kebiasaan
• Karakteristik Khusus
• Pengetahuan
• Keterampilan
• Sikap
• Gaya Belajar
• Kecerdasan
F. MENELAAH TUJUAN PEMBELAJARAN/KOMPETENSI
Contoh:
a. Siswa akan mampu melafazkan bacaan-bacaan shalat jenazah
b. Siswa akan mampu melaksanakan shalat jenazah secara berjamaah
1. AUDIO, AUDIO-VISUAL REAL OBJECT
2. VISUAL REAL OBJECT, VIDEO
G. MENGKAJI KARAKTERISTIK BAHAN AJAR
Menentukan jenis aktivitas untuk penyajian bahan ajar:
1. VISUAL: membaca, menyimak, melakukan percobaan, dan memperhatikan
2. Oral: bertanya, menyatakan, mengeluarkan pendapat, berdiskusi, dan memberi saran
3. Mendengar: pidato, musik, percakapan, puisi, dan kosa-kata
4. Menulis: mencatat poin-poin, menulis karangan, naskah, dan mengerjakan latihan
5. Menggambar: membuat grafik, peta, membuat gambar sesuatu, dll.
6. Motor: mereparasi, mengembangkan alat, menggunakan komputer, berkebun, berdarmawisata, dan field trip
7. Mental: mengingat, mengerjakan soal, menganalisis, mengambil keputusan.
8. Emosional: menaruh minat, merasa gembira, bosan, semangat, tenang, gugup, percaya diri, dan kepuasan.
H. MENETAPKAN PILIHAN MEDIA
a. Merujuk pada karakteristik siswa
b. Bahan ajar
c. Tujuan yang ingin dicapai
d. Media alternatif
e. Ketersediaan
f. Fasilitas pendukung
I. MEREVIEW MEDIA YANG DIPILIH
a. Kelebihan
b. Kelemahan
c. Alternatif media lain
d. Ketercapaian tujuan
Pembelajaran Tutorial
02.17 |
Label:
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk
pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan dan motivasi agar siswa belajar
secara efektif dan efisien (Hamalik, 2003: 73). Pemberian bimbingan berarti
membantu para siswa memecahkan masalah-masalah belajar. Pemberian bantuan
berarti membantu siswa dalam mempelajari program. Pemberian petunjuk berarti
memberikan cara belajar agar siswa lebih belajar secara efektif dan efisien.
Pemberian arahan berarti mengarahkan para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang ditetapkan dan pemberian motivasi berarti memberikan semangat untuk lebih
mengikuti pembelajaran yang diterapkan. Tutoring ini bersikap akademik dengan proses belajar mandiri secara
perorangan atau kelompok.
Peran utama tutor dalam tutorial adalah:
(1) “pemicu” dan
“pemacu” kemandirian belajar mahasiswa, berpikir dan berdiskusi; dan
(2) “pembimbing, fasilitator, dan mediator” mahasiswa dalam
membangun pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan akademik dan profesional
secara mandiri, dan/atau dalam menghadapi atau memecahkan masalah-masalah dalam
belajar mandirinya; memberikan bimbingan dan panduan agar mahasiswa secara
mandiri memahami materi mata kuliah; memberikan umpan balik kepada mahasiswa
secara tatap muka atau melalui alat komunikasi; memberikan dukungan dan
bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu mahasiswa mengembangkan
keterampilan belajarnya.
Agar tutorial tidak terjebak dalam situasi perkuliahan
biasa, terbina hubungan bersetara, mampu memainkan peran-peran di atas, dan
tutorial berjalan efektif, tutor perlu menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang
berfungsi untuk:
(1) membangkitkan minat mahasiswa terhadap materi yang
sedang dibahas,
(2) menguji pemahaman mahasiswa terhadap materi pelajaran,
(3) memancing
mahasiswa agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan tutorial,
(4) mendiagnosis kelemahan-kelemahan mahasiswa, dan (5)
menuntun mahasiswa untuk dapat menjawab masalah yang sedang dihadapi (Hyman,
dalam Suroso, 1992).
Tutor juga menstimulasi mahasiswa untk terlibat aktif dalam
pembahasan:
(1) masalah yang ditemukan mahasiswa dalam mempelajari
modul;
(2) kompetensi atau konsep esensial matakuliah;
(3) persoalan yang terkait dengan unjuk kerja
(praktik/praktikum) mahasiswa di dalam/di luar kelas tutorial; dan
(4) masalah yang berkaitan dengan profesi keguruan yang
ditemukan ketika mahasiswa menjalankan tugas sehari-hari sebagai guru.
Untuk mendukung pelaksanaan peran dan fungsi-fungsi di atas,
tutor perlu menguasai secara trampil sejumlah keterampilan dasar tutorial,
yakni:
(1) membuka dan menutup tutorial;
(2) bertanya lanjut;
(3) memberi penguatan;
(4) mengadakan variasi;
(5) menjelaskan;
(6) memimpin diskusi kelompok kecil;
(7) mengelola kelas; dan
(8) mengajar kelompok
kecil dan perorangan. Kedelapan jenis keterampilan dasar tutorial ini pada
dasarnya sama dengan keterampilan dasar mengajar, yang diadaptasi dari
perangkat “Sydney Micro Skills” yang dikembangkan oleh Sydney University tahun
1973.
B. Prinsip-prinsip Tutorial
Beberapa prinsip dasar tutorial yang sebaiknya dipahami oleh
tutor agar penyelenggaraan tutorial yang efektif, dan tidak terjebak pada
situasi perkuliahan biasa, adalah:
1. interaksi tutor-tutee sebaiknya berlangsung pada tingkat
metakognitif, yaitu tingkatan berpikir yang menekankan pada pembentukan keterampilan
“learning how to learn” atau “think how to think” (mengapa demikian, bagaimana
hal itu bisa terjadi, dsb).
2. tutor harus membimbing tutee dengan teliti dalam
keseluruhan langkah proses belajar yang dijalani oleh tutee.
3. tutor harus mampu mendorong tutee sampai pada taraf
pengertian (understanding = C2) yang mendalam sehingga mampu menghasilkan
pengetahuan (create = C6) yang tahan lama.
4. tutor seyogianya menghindarkan diri dari pemberian
informasi semata (transfer of knowledge/information), dan menantang tutee untuk
menggali informasi/pengetahuan sendiri dari berbagai sumber belajar dan
pengalaman lapangan.
5. tutor sebaiknya menghindarkan diri dari upaya memberikan
pendapat terhadap kebenaran dan kualitas komentar atau sumbang pikiran (brainstroming)
tutee.
6. tutor harus mampu menumbuhkan diskusi, komentar dan
kritik antartutee, sehingga dapat meningkatkan kemampuan intelektual,
psikomotorik, sikap demokrasi, kerjasama, dan interaksi antartutee.
7. segala kuputusan dalam tutorial sebaiknya diambil melalui
proses dinamika kelompok di mana setiap tutee dalam kelompok memberikan sumbang
pikirannya.
8. tutor sebaiknya menghindari pola interaksi tutor-tutee,
dan mengembangkan pola interaksi tutee-tutee.
9. tutor perlu melakukan pelacakan lebih jauh (probing)
terhadap setiap kebenaran jawaban atau pendapat tutee, untuk lebih meyakinkan
tutee atas kebenaran jawaban atau pendapat yang dikemukakan tutee. (Anda yakin
demikian, mengapa, apa alasannya?).
10. tutor seyogianya mampu membuat variasi stimulasi/rangsangan
untuk belajar, sehingga tutee tidak merasa bosan, jenuh, dan/atau putus asa.
11. tutor selayaknya memantau kualitas kemajuan belajar
tutee dengan mengarahkan kajian sampai pada taraf pengertian yang mendalam
(indepth understanding).
12. tutur perlu menyadari kemungkinan munculnya potensi
masalah interpersonal dalam kelompok, dengan segera melakukan intervensi skala
kecil untuk memelihara efektivitas proses kerja dan dinamika kelompok. tutor
perlu senantiasa bekerjasama (power with) dengan tutee, dan selalu
bertanggungjawab atas proses belajar dalam kelompok. Akan tetapi, sewaktu-waktu
tutor juga harus lepas tangan (power off) bila proses belajar tutee telah
berjalan dengan baik.
C. Model-model Tutorial
Model tutorial adalah suatu analog konseptual tentang
tutorial yang digunakan untuk menyarankan bagaimana sebuah proses tutorial
selayaknya dilakukan. Model tutorial juga dapat diartikan sebagai sebuah
struktur konseptual tentang tutorial yang dapat membantu memberikan bimbingan
atau arahan kepada tutor di dalam mengelola dan mengembangkan aktivitas
tutorial, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif. Sebuah
model tutorial, dikembangkan atas dasar pertimbangan-pertimbangan filosofis,
psikologis, sosial, kultural tentang hakikat tutee, tutor, materi, dsb.
Pada dasarnya, terdapat ragam model tutorial yang dikenal
dalam kepustakaan tutorial. Beberapa model tutorial yang bisa digunakan oleh
para tutor secara terampil untuk keperluan tutorial di Universitas Terbuka di
antaranya model-model tutorial tersebut sengaja dikembangkan dalam rangka
Program Akreditasi Tutor UT (PAT-UT), yakni: (1) PAT-UT I, (2) PAT-UT II, dan
(3) PAT-UT III. Selain itu para tutor juga dapat menggunakan model-model
tutorial yang aktif-kreatif inovatif yang banyak berkembang dan digunakan dalam
pembelajaran di Indonesia seperti: Cooperative Learning, Jigsaw I dan II,
Konstruktivisme, Pemecahan Masalah/Studi Kasus, Model Kreatif & Produktif,
Latihan Keterampilan, Simulasi & Bermain Peran, atau Model Pembelajaran
Orang Dewasa.
D. Modus Tutorial
Ada empat modus tutorial, yakni: tutorial tatap muka (TTM);
tutorial tertulis (tutis) lewat surat-menyurat/krespondensi; tutorial elektorik
(tutel) lewat televisi, radio, media massa, dan internet; dan tutorial online
(tuton) lewat internet. Bagi mahasiswa PENDAS ada dua modus tutorial yang
disediakan, yaitu (1) Tutorial Tatap muka (TTM), meliputi Tutorial Tatap Muka
Wajib (TTM) dan Tutorial Tatap Muka Atas Dasar Permintaan Mahasiswa
(TTM-ATPEM).dan (2) tutorial online (tuton) lewat internet.
Diskusi kelompok terbimbing dengan model tutur merupakan
kelompok diskusi yang beranggotakan 5-6 siswa pada setiap kelas di bawah
bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor sebaya. Tutur sebaya
adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami
materi ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota
lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa
yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan
baik.
E Langkah-langkah
Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus
terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas
anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan.
Ketua kelompok dipilih secara demokratis oleh seluruh siswa. Misalnya, jika di
suatu kelas terdapat 46 siswa, berarti ada 9 kelompok dengan catatan ada satu
kelompok yang terdiri atas 6 siswa. Sebelum diskusi kelompok terbentuk, siswa
perlu mengajukan calon tutor. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria: (1)
memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas; (2) mampu
menjalin kerja sama dengan sesama siswa; (3) memiliki motivasi tinggi untuk
meraih prestasi akademis yang baik; (4) memiliki sikap toleransi dan tenggang
rasa dengan sesama; (5) memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok
diskusinya sebagai yang terbaik; (6) bersikap rendah hati, pemberani, dan
bertanggung jawab; dan (7) suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.
Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut: (1) memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar
yang sedang dipelajari; (2) mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung
kreatif dan dinamis; (3) menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing
apabila ada materi ajar yang belum dikuasai; (4) menyusun jadwal diskusi
bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar
kelas, secara rutin dan insidental untuk memecahkan masalah yang dihadapi; (4)
melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap
materi yang dipelajari.
08.22 |
Label:
1D,
K-POP,
PENDIDIKAN UMUM,
SNSD,
Song Lyric,
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN,
X Factor,
YOONA SNSD
Langganan:
Postingan (Atom)
Andi Muliana. Diberdayakan oleh Blogger.